Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Misteri
Pasak
14
Suka
7,000
Dibaca

Proyek Mall itu sudah dimulai setahun lalu, bangunannya cukup besar, berlantai lima lengkap dengan basement tempat parkiran mobil.

Hari itu Pak Basumi—kita panggil Mandor, masuk seperti biasa. Mandor adalah orang paling berkuasa di proyek ini, paling tidak itu yang selalu didengungkannya pada para pekerja. Setiap hari kerjanya berkeliling mengitari lokasi proyek sambil membawa tongkat besi buat menggedor-gedor struktur tiang juga buat menakut-nakuti pekerjanya.

Suatu hari Pak Sakir, pekerja tertua di proyek menemui Mandor di kantor kecilnya.

“Maaf Ndor! Saya mau sampaikan pesan anak-anak. Mereka minta disediakan tumbal karena sering diganggu sewaktu kerja. Ini sudah ada lima orang yang celaka,” mintanya tanpa basa-basi.

“Hah?! Apa tumbal?! Kau kira kita lagi bikin candi? Jaman mak ini masih percaya begituan, sudah sana pergi! Ninggalin kerja bae!” sungut Mandor kesal.

“Jangan begitu Ndor! Saya biasanya menanam kepala kambing di proyek sebelumnya. Gedung sebesar ini cocoknya kepala kerbau, paling cuma lima ratusan di tukang jagal. Istilah kata tumbal kepala itu jadi pasak gedung ini biar kita aman, Ndor!" sahut Pak Sakir ngotot.

“Bego! Semua kalau kerja hati-hati juga bakal aman. Sudah sana kau balik kerja lagi!” perintah Mandor gusar karena keasyikannya menyemir sepatunya jadi terganggu.

Sepatu Mandor merk ternama model pantofel dari kulit asli. Saking sayangnya Mandor dengan sepatu yang dibelinya seharga hampir dua juta itu, setiap habis berkeliling selalu dibersihkan dan disemirnya lagi.

Selang seminggu kemudian, anak-anak proyek sedang mengerubungi sebuah kolom besar yang sedang dicor. Bergantian truk Molen menuang adonan beton ke dalam kolom. Sudah puluhan truk menumpahkan muatannya dan sembilan truk masih mengantri ketika tiba-tiba hujan turun. Para pekerja yang ada di atas dinding kolom berhamburan turun. Para pekerja di sini memang belum terbiasa kerja di proyek sebesar ini. Karuan saja Mandor yang melihatnya naik pitam karena pengecoran kolom tidak boleh disetop semenitpun. Kolom haruslah dicor sempurna sebelum mengering agar menjamin kekuatannya.

Dengan geram Mandor naik mendaki tangga steger sambil mengayun-ayunkan tongkat besi di tangannya. Dia naik menghadang pekerja supaya balik lagi ke posisinya. Beberapa pekerja kabur menghindar dengan mengambil jalan memutar melewati papan-papan melintang di atas kolom. Mandor mengejar mereka melalui jalur papan melintang yang sama. Dipukul-pukulkannya tongkatnya ke kiri-kanan. Namun hari ini naas buat Mender, tongkatnya nyangkut di kawat pengikat rangka. Dia limbung kehilangan keseimbangan, air hujan yang membasahi papan membuat permukannya licin. Alas sepatu pantofel mahalnya tergelincir mengakhiri cengkeraman kaki Mandor. Tubuhnya terjungkal dan jatuh tepat ke dalam kolom yang sedang dicor. Adonan beton itu masih hangat dan lembek menelan bulat-bulat tubuhnya. Mandor menghilang ke dalam adonan beton, tenggelam dan menyisakan gelembung-gelembung udara tepat di tempat jatuhnya.

Pekerja yang melihat berteriak panik, dengan benda panjang apa saja mereka mencoba menyodok dan mengail ke dalam adonan beton—namun sia-sia. Seseorang menelepon kantor pusat meminta ijin membongkar kolom. Jawaban yang diterima mengagetkan.

Tidak boleh sama sekali, pengecoran harus dilanjutkan saat itu juga. Perusahaan tidak mau menanggung kerugian sampai ratusan juta jika harus merusak kolom yang sudah setengah jadi itu.

Dan pada hari itu Mandor yang tenggelam ke dalam coran beton telah menjadi bagian dari tiang utama Mall. Akhirnya gedung itu mendapatkan pasaknya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Bagus....
Rekomendasi dari Misteri
Novel
Diary Kelabu Dokter Muda
Jiebon Swadjiwa
Flash
Pasak
Xchalant
Flash
"Jadi" Hamil, Enggak?
Andriyana
Novel
Apavarga
H.N.Minah
Novel
Rodan Rodin
HAA
Novel
Visum et Repertum
Tera
Novel
Freak Out
Poetry Alexandria
Novel
Jejak dan Cinta
Muntashary Zain
Flash
No Blood
Via S Kim
Novel
The Hidden
adinda pratiwi
Flash
Bronze
SE-ABAD
Deeta Pratiwi
Novel
Bronze
DELUSION
Noveria Retno Widyaningrum
Cerpen
Perempuan Setengah Gila
Sofa Nurul
Flash
Pelangi Tiga Warna
Yaraa
Cerpen
Bronze
UTI PUTRI & BANJIR YANG MENENGGELAMKAN IBUKOTA
Sri Wintala Achmad
Rekomendasi
Flash
Pasak
Xchalant
Novel
Bronze
SEVENTH
Xchalant
Novel
Bronze
SILENT TSUNDERE
Xchalant
Novel
lulu and lala
Xchalant
Novel
Bronze
MARYA
Xchalant