Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Ini adalah hari yang sangat cerah. Seperti biasa burung bernyanyi. Ku buka catatan yang sering kubawa kemanapun. Hanya ada kumpulan nama – nama berderet. Namun hanya ada sebuah nama yang tertulis di kolom hari ini. Hari ini adalah jadwalku untuk memberikan hadiah kepadanya.
Kini aku menemukan dia yang namanya tertulis di catatanku. Kulihat dia sedang bersama anaknya di atas sepeda motor menuju sekolah. Anak satu – satunya yang ia miliki. Istrinya telah meninggal tahun lalu karena dibunuh. Cukup tragis memang. Kini hanya anak tersebut yang ia miliki. Keceriaan tampak di wajah kedua manusia itu selama perjalanan.
Sampailah kedua manusia itu di sekolah. Pria itu menghentikan sepeda motornya di tepi jalan. Anak pun turun dari sepeda motor. Pria itu berpamitan pada anaknya untuk hendak berangkat kerja. Tak lupa ia memberikan uang saku seperti biasanya, yang jumlahnya tidak seberapa. Anak itupun segera menerima uang tersebut dan berlari ke depan gerbang sekolah sambil menggenggam uang yang diberikan ayahnya. Pria itu masih menyaksikan keceriaan anaknya.
Tepat di depan gerbang sekolah, anak itu menoleh ke belakang untuk melihat ayahnya. Anak itu melihat sesuatu yang aneh di wajah ayahnya. Ia terus memperhatikan wajah ayahnya yang membuat anak itu merasakan kesedihan yang entah darimana datangnya. Sepertinya anak itu bisa melihatku.
Tidak jauh dari situ, sebuah truk melaju cukup kencang. Sepertinya supir truk tersebut sedang mengantuk. Terdengar teriakan orang – orang sekitar memperingatkan pria itu untuk menghindar. Tentu saja dia tidak akan bisa mendengar teriakan mereka, karena aku saat ini berdiri di sampingnya. Dengan cepat truk melindas pria itu hingga tubuhnya hancur berantakan. Ia mati seketika di depan mata anaknya.
Pria itu telah mendapatkan hadiah dariku. Sebuah kematian yang tragis bagi manusia yang berdosa. Ku lihat malaikat turun dari langit dan menghampiri arwah pria itu. Kurasa tugasku sudah selesai hari ini. Ku lihat anak itu syok melihat kejadian barusan. Bagaimana nasib anak itu selanjutnya bukanlah urusanku. Lagipula, kurasa anak itu akan setuju denganku bila ia tahu bahwa ayahnya lah yang membunuh ibunya.