Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Malam semakin larut suara lolongan anjing membuat suasana terasa mencekam. Bulu kudu Rehan pun berdiri, ia memaksa kakinya untuk berjalan menyusuri jalanan komplek yang gelap karena listrik sedang padam. Hanya ada setitik cahaya yang terlihat berada di belakang Rehan, menyoroti langkahnya. Entah dari mana cahaya itu berasal, Rehan tak berani menoleh.
Beberapa kali Rehan berhenti, seperti ada yang mengikutinya. Ia mencoba melihat sekitar tapi tak ada siapapun hanya ada dia disana. Ia pun memberanikan diri untuk terus berjalan, meskipun langkahnya terasa berat. Rehan semakin diliputi rasa takut tatkala matanya menangkap sosok hitam yang berada di depan matanya. Bocah polos itu berlari terbirit-birit.
Sosok tinggi, hitam dan besar itu terus mengikuti langkahnya. Hingga membuat Rehan melepas alas kaki dan berlari sekencang-kencangnya tapi sosok itu masih saja mengikutinya. Keringat mengucur deras hingga membasahai kemeja yang ia kenakan.
Berulangkali bibir mungilnya melantunkan doa. Tiba-tiba Rehan merasakan sentuhan dingin di bahunya, membuat jantungnya berdetak tak beraturan dan nafasnya terengah-engah.
“Tolong !” Teriak Rehan.
“Rehan, ini Mamah.”
Rehan yang masih syok mencoba membalikkan badan dan bergegas memeluk Ibunya.
“Mah, tolong Rehan. Rehan diikuti hantu. Rehan takut.”
“Hantu ?”
“Itu Bu, ada disitu.” Rehan menunjuk sosok hitam yang ada di depannya.
“Rehan, itu bayangan kamu nak bukan hantu.”