Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Thriller
Catatan Pembunuh
14
Suka
5,893
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Ia berlari menjauh. Hatinya menelisik keadaan, ia bangkit dan ketakutan. Pisau telah dihujamkan berkali-kali, ia masih bisa selamat. Pagi itu ia berlari meminta pertolongan. Ia mengetuk pintu sebelah Apartemen. Kepada sahabat ia mengadu, mengungkapkan rencana pembunuhan yang telah disiapkan kawan kerja bertahun-tahun lamanya.

Pintu berdenyit wajahnya syahdu tidak karuan. Ia lantas pulang penuh kekecewaan manakala sahabat yang ia percaya selama ini tidak mau menolongnya dari ketakutan yang ia hadapi. Pagi ini, jangan berkata lagi mengenai persahabatan. Ia kembali ke Apartemen dan mengunci pintu rapat-rapat.

Matanya tertunduk lesu. matahari tidak pernah bersinar lagi. Gelap adalah kawan setia yang menemani, setidaknya sudah 5 tahun ini. Ia sudah berhari-hari mengurung diri. Ia hanya bolak-balik dari pembaringan Apartemen ke balkon. Setelah itu melamun, berpikir kosong, entah pikirannya memikirkan apa.

Ia tidak ingin makan atau minum. Ia sempat melihat teman-temannya membuat rencana perundungan untuknya sepulang bekerja. Setidaknya, saat kakinya melangkah, hatinya dipenuhi rasa takut nan was-was. Banyak rencana tak terduga yang dialami.

Teman-temannya telah membunuh jiwanya. Membiarkan jasadnya yang hidup namun hatinya tidak. Ia muak dengan banyak ejekan, diskriminasi, bahan tertawaan selama ini. Diajak bicara makin menjadi, didiamkan begitu-begitu saja. Sebetulnya, di dunia ini manusia adalah setan yang sebenarnya.

Ia masih berpikir.

Pisau itu menghujam jantungnya. Dari hari pertama hingga beratus-ratus hari dilewati, ia tak punya kawan. Sampai detik ia berdiri sendiri, menatap jalan raya dari bawah Apartemen lantai 12-nya. Ia tidak habis pikir, perantauannya ke kota menimbulkan malapetaka yang menyengsarakan.

Kepada ia yang masih menyimpan dendam, berkata kepada Tuhan tentang catatan pembunuhan, tidak ada yang lebih kejam, selain mereka yang berhasil membunuh jiwa.

Keesokan Harinya

"Ia sudah mati, ."teriak Perawat.

Ia hanya diam, matanya menatap kosong ke arah langit.

"Ia sudah tidak pernah keluar Apartemen." Teriak pemilik Apartemen pada Dokter.

Dokter berbisik kepada perawat yang sedang memperhatikan :

"Sepertinya ia sudah gila."

Selesai

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@alwindara : :)
@rudiechakil : Baik kak, terima kasih banyak
@alwindara : mantap juga kaka
Mantabb
Bagus nihh, Mbak... Tapi aku kasih Krisan yaa...
Untuk paragraf "Syahdu tidak karuan" itu jangan pakai diksi "syahdu". Karena "syahdu" identik dengan ketenangan. Jadi bisa diganti dengan diksi lain 🙏
Rekomendasi dari Thriller
Flash
Catatan Pembunuh
Khairunnisa
Flash
BULAN
Rena Miya
Novel
The Doctor's Sister
Na Ruu Na
Flash
TERAPIS
N.A. Pertiwi
Novel
Tetangga Keempat
Yunita R Saragi
Novel
Co as Battlefield
Arie Abimayu
Novel
Bronze
Makhluk dari Surga
Astrid Dewi
Novel
Bronze
Mie Di Bulan Mei
Bakasai
Novel
Gold
The Woman in the Window
Noura Publishing
Flash
Kali Pertama
Roy Rolland
Novel
Guratan Nada
Ariya Gesang
Novel
Bronze
Ritual Pemanggil
Andriani Keumala
Novel
Bronze
Sebatas topeng
Ciplukzz
Flash
The Untold Chip
Syashi Ammar
Novel
Bronze
SUGAR LOVE
Mahar
Rekomendasi
Flash
Catatan Pembunuh
Khairunnisa
Flash
Penulis yang Patah Hati
Khairunnisa
Novel
Kinandita
Khairunnisa
Flash
Hasna Jasmine
Khairunnisa
Flash
Mangue-ku Mangrove
Khairunnisa
Flash
Dosa dari Surga
Khairunnisa
Flash
Kama
Khairunnisa
Flash
Lina Groningen
Khairunnisa
Flash
Dalam Bayang Bulan
Khairunnisa
Novel
My Andrean
Khairunnisa
Novel
Nadir
Khairunnisa
Novel
Manggala
Khairunnisa