Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Thriller
Catatan Pembunuh
14
Suka
5,917
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Ia berlari menjauh. Hatinya menelisik keadaan, ia bangkit dan ketakutan. Pisau telah dihujamkan berkali-kali, ia masih bisa selamat. Pagi itu ia berlari meminta pertolongan. Ia mengetuk pintu sebelah Apartemen. Kepada sahabat ia mengadu, mengungkapkan rencana pembunuhan yang telah disiapkan kawan kerja bertahun-tahun lamanya.

Pintu berdenyit wajahnya syahdu tidak karuan. Ia lantas pulang penuh kekecewaan manakala sahabat yang ia percaya selama ini tidak mau menolongnya dari ketakutan yang ia hadapi. Pagi ini, jangan berkata lagi mengenai persahabatan. Ia kembali ke Apartemen dan mengunci pintu rapat-rapat.

Matanya tertunduk lesu. matahari tidak pernah bersinar lagi. Gelap adalah kawan setia yang menemani, setidaknya sudah 5 tahun ini. Ia sudah berhari-hari mengurung diri. Ia hanya bolak-balik dari pembaringan Apartemen ke balkon. Setelah itu melamun, berpikir kosong, entah pikirannya memikirkan apa.

Ia tidak ingin makan atau minum. Ia sempat melihat teman-temannya membuat rencana perundungan untuknya sepulang bekerja. Setidaknya, saat kakinya melangkah, hatinya dipenuhi rasa takut nan was-was. Banyak rencana tak terduga yang dialami.

Teman-temannya telah membunuh jiwanya. Membiarkan jasadnya yang hidup namun hatinya tidak. Ia muak dengan banyak ejekan, diskriminasi, bahan tertawaan selama ini. Diajak bicara makin menjadi, didiamkan begitu-begitu saja. Sebetulnya, di dunia ini manusia adalah setan yang sebenarnya.

Ia masih berpikir.

Pisau itu menghujam jantungnya. Dari hari pertama hingga beratus-ratus hari dilewati, ia tak punya kawan. Sampai detik ia berdiri sendiri, menatap jalan raya dari bawah Apartemen lantai 12-nya. Ia tidak habis pikir, perantauannya ke kota menimbulkan malapetaka yang menyengsarakan.

Kepada ia yang masih menyimpan dendam, berkata kepada Tuhan tentang catatan pembunuhan, tidak ada yang lebih kejam, selain mereka yang berhasil membunuh jiwa.

Keesokan Harinya

"Ia sudah mati, ."teriak Perawat.

Ia hanya diam, matanya menatap kosong ke arah langit.

"Ia sudah tidak pernah keluar Apartemen." Teriak pemilik Apartemen pada Dokter.

Dokter berbisik kepada perawat yang sedang memperhatikan :

"Sepertinya ia sudah gila."

Selesai

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@alwindara : :)
@rudiechakil : Baik kak, terima kasih banyak
@alwindara : mantap juga kaka
Mantabb
Bagus nihh, Mbak... Tapi aku kasih Krisan yaa...
Untuk paragraf "Syahdu tidak karuan" itu jangan pakai diksi "syahdu". Karena "syahdu" identik dengan ketenangan. Jadi bisa diganti dengan diksi lain 🙏
Rekomendasi dari Thriller
Flash
Catatan Pembunuh
Khairunnisa
Novel
Bronze
Dunia tanpa Suara
Aroem Aziez
Novel
Bronze
Dua Sejiwa
hyu
Flash
Monster-Monster di Jendela
Rimadian
Flash
Jam
Galdev
Novel
Unfinished Business
Devita Lomena
Novel
Bronze
Wanita di dalam Rubanah
Etzar Diasz
Novel
Hilang di Suatu Pagi
Hasdevi A. Dradjat
Flash
Malam Pergantian Tahun
eko s
Novel
Sang Jurnalis
Molena Banana
Novel
Gold
Origin
Mizan Publishing
Novel
Gold
In A Dark, Dark Wood (Indonesian Edition)
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Silent Song
Shigeyuki Zero
Novel
Guratan Nada
Ariya Gesang
Flash
Bronze
Kemah dan Air Mata
Adnan Fadhil
Rekomendasi
Flash
Catatan Pembunuh
Khairunnisa
Flash
Dalam Bayang Bulan
Khairunnisa
Flash
Mangue-ku Mangrove
Khairunnisa
Flash
Hasna Jasmine
Khairunnisa
Novel
Kinandita
Khairunnisa
Flash
Lina Groningen
Khairunnisa
Flash
Penulis yang Patah Hati
Khairunnisa
Flash
Dosa dari Surga
Khairunnisa
Flash
Kama
Khairunnisa
Novel
My Andrean
Khairunnisa
Novel
Nadir
Khairunnisa
Novel
Manggala
Khairunnisa