Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
SETENGAH PRIA SETENGAH WANITA
6
Suka
6,038
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Merantau ke ibu kota adalah sebuah pilihan. Itulah yang sedang dilakoni oleh Rustam meski hanya berbekal ijazah tamatan SMP.

Kehidupan yang sulit dan tanpa kompromi, membuatnya harus rela menjalani apapun demi sesuap nasi. Meski harus menjadi waria yang setiap malam mangkal di terminal. Menjadi manusia jadi-jadian, pria bukan wanita bukan adalah sebuah pilihan seperti telur mata sapi. Alih-alih menjadi orang kaya, punya istri cantik, mobil mewah dan apartemen, kini Rustam harus menerima kenyataan pahit.

Terminal bus antar kota wilayah Senen, setiap malam semarak oleh berkeliarannya 'kupu-kupu' dari spesies runyam. Untuk itulah beberapa kali petugas penertiban umum di DKI Jakarta melakukan razia waria dan para pekerja seks komersial tentunya.

Dan pada malam jumat itu, kembali petugas penertiban menyisir trotoar sepanjang kompleks terminal, tempat para 'kupu-kupu' biasa bercengkrama sembari menanti pelanggan.

Setiap kali melihat mobil petugas, para 'kupu-kupu' itu akan terbang terbirit-birit mencari keselamatan, tak terkecuali Rustam. Ada yang larimembaur dengan para pedagang sambil berlagak menjaga warung, ada juga yang menyelinap ke kalangan tukang becak dan ojek, ada pula yang nyebur ke selokan, bahkan ada yang nekat lari menyusup ke semak-semak yang gelap.

Di antara para petugas, Pak Purwanto memang yang paling sering sukses menangkap 'kupu-kupu'. Tetapi malam itu dia baru mendapat satu orang untuk digiring ke mobil petugas. Buru-buru sang 'kupu-kupu' dipersilahkan naik ke mobil, karena Pak Purwanto kebetulan sedang tidak kuasa untuk menahan 'pipis'. Sialnya, si waria itu, yang melihat kesempatan terbuka langsung kabur.

Daripada pusing memikirkan tangkapan yang lolos, dia bergegas ke semak untuk buang air kecil. Namun apa yang terjadi, baru saja selesai buang air kecil, terdengar suara pekikan dari dalam semak.

"Tolong.. tolong... ampun pak, saya menyerah!" teriak Rustam dengan rambut dan baju basah kuyub.

Pak Purwanto buru-buru mengatupkan ristleting dan berdiri terperangah.

"Lho, kamu kan yang tadi kutangkap tapi kabur itu ya... !" serunya.

Kali ini Rustam tak berkutik dan tak berani kabur lagi. Mungkin malam jumat ini adalah malam yang naas bagi Rustam, harus rela mandi dengan air keramat.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@faridapane : Hehehe... Malam jumat mandi air keramat :-)
aih, kena deh!
@gitafarhah21 : Iya kak Gita, terimakasih Soalnya kan jmlh katanya sangat dibatasi, jd saya hrs bisa memadatkan kata biar ceritanya utuh :-)
pemaparannya jelas, gak bertele-tele juga
Rekomendasi dari Drama
Flash
SETENGAH PRIA SETENGAH WANITA
DENI WIJAYA
Novel
Masker dan Kopi Literan
Mutiarini
Novel
Bronze
Di Malam yang Sangat Dingin
Putri Zulikha
Novel
Bronze
Diary Seorang Gadis Tunarungu
winda aprillia
Flash
SUHARSI DAN PEREMPUAN-PEREMPUAN LUAR BIASA
Maria Cecilia W T
Novel
Tak Sambat
Nuel Lubis
Flash
Awas Monyet, Nak!
Dania Oryzana
Novel
Lady Rose
Fadhilot
Novel
Bronze
Rahasia Tondi Ayahku
Mulia Nasution
Flash
Bronze
Jangan Pernah Percaya Gosip
Alfian N. Budiarto
Novel
Bronze
Janda Corona Menggugah
Abdul Muis Syam
Flash
Perempuan yang Dipeluk Cemburu
Atsuka D
Cerpen
Bronze
Terima Kasih Pernah Singgah Di Hati
Daud Farma
Novel
Bronze
Deklarasi Rasa
Ulil Absor
Novel
Bronze
The Sniper
Shafa Maurrizka
Rekomendasi
Flash
SETENGAH PRIA SETENGAH WANITA
DENI WIJAYA
Flash
LONCENG KEMATIAN
DENI WIJAYA
Flash
RUMAH BARU DI SURGA
DENI WIJAYA
Novel
Bronze
PERANG SUDAH BERAKHIR
DENI WIJAYA
Novel
Bronze
BADAI PASTI BERLALU
DENI WIJAYA
Flash
TUAN HAJI MURAD
DENI WIJAYA
Flash
NONA SEGERALAH MENIKAH
DENI WIJAYA
Flash
50 RIYAL
DENI WIJAYA
Flash
ROH
DENI WIJAYA
Flash
ANAK-ANAK KONGLOMERAT
DENI WIJAYA
Cerpen
Cintaku Di Kampus Biru '97
DENI WIJAYA
Novel
TRIAD
DENI WIJAYA
Novel
Bronze
DAUN JATI BERBISIK
DENI WIJAYA
Novel
KUTITIPKAN RINDU INI
DENI WIJAYA
Flash
MENUNGGU DI BANDARA EL-TARI
DENI WIJAYA