Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
SETENGAH PRIA SETENGAH WANITA
6
Suka
6,161
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Merantau ke ibu kota adalah sebuah pilihan. Itulah yang sedang dilakoni oleh Rustam meski hanya berbekal ijazah tamatan SMP.

Kehidupan yang sulit dan tanpa kompromi, membuatnya harus rela menjalani apapun demi sesuap nasi. Meski harus menjadi waria yang setiap malam mangkal di terminal. Menjadi manusia jadi-jadian, pria bukan wanita bukan adalah sebuah pilihan seperti telur mata sapi. Alih-alih menjadi orang kaya, punya istri cantik, mobil mewah dan apartemen, kini Rustam harus menerima kenyataan pahit.

Terminal bus antar kota wilayah Senen, setiap malam semarak oleh berkeliarannya 'kupu-kupu' dari spesies runyam. Untuk itulah beberapa kali petugas penertiban umum di DKI Jakarta melakukan razia waria dan para pekerja seks komersial tentunya.

Dan pada malam jumat itu, kembali petugas penertiban menyisir trotoar sepanjang kompleks terminal, tempat para 'kupu-kupu' biasa bercengkrama sembari menanti pelanggan.

Setiap kali melihat mobil petugas, para 'kupu-kupu' itu akan terbang terbirit-birit mencari keselamatan, tak terkecuali Rustam. Ada yang larimembaur dengan para pedagang sambil berlagak menjaga warung, ada juga yang menyelinap ke kalangan tukang becak dan ojek, ada pula yang nyebur ke selokan, bahkan ada yang nekat lari menyusup ke semak-semak yang gelap.

Di antara para petugas, Pak Purwanto memang yang paling sering sukses menangkap 'kupu-kupu'. Tetapi malam itu dia baru mendapat satu orang untuk digiring ke mobil petugas. Buru-buru sang 'kupu-kupu' dipersilahkan naik ke mobil, karena Pak Purwanto kebetulan sedang tidak kuasa untuk menahan 'pipis'. Sialnya, si waria itu, yang melihat kesempatan terbuka langsung kabur.

Daripada pusing memikirkan tangkapan yang lolos, dia bergegas ke semak untuk buang air kecil. Namun apa yang terjadi, baru saja selesai buang air kecil, terdengar suara pekikan dari dalam semak.

"Tolong.. tolong... ampun pak, saya menyerah!" teriak Rustam dengan rambut dan baju basah kuyub.

Pak Purwanto buru-buru mengatupkan ristleting dan berdiri terperangah.

"Lho, kamu kan yang tadi kutangkap tapi kabur itu ya... !" serunya.

Kali ini Rustam tak berkutik dan tak berani kabur lagi. Mungkin malam jumat ini adalah malam yang naas bagi Rustam, harus rela mandi dengan air keramat.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@faridapane : Hehehe... Malam jumat mandi air keramat :-)
aih, kena deh!
@gitafarhah21 : Iya kak Gita, terimakasih Soalnya kan jmlh katanya sangat dibatasi, jd saya hrs bisa memadatkan kata biar ceritanya utuh :-)
pemaparannya jelas, gak bertele-tele juga
Rekomendasi dari Drama
Flash
SETENGAH PRIA SETENGAH WANITA
DENI WIJAYA
Novel
Little Sun
Ei
Novel
Bronze
Lensa Argan
rekhasandy
Novel
Bronze
Hikayat Renjana
Khairul Azzam El Maliky
Flash
Bronze
Langit Permen Kapas
eko s
Novel
Bronze
ZAIRA
Malini
Novel
Bronze
Aku kamu dan koma
yulindraaulia
Novel
Selalu Ada Cinta dalam Cerita
Barkah Azhari
Novel
Bronze
JALAN BUNTU
KUMARA
Novel
Bronze
Love Scalpel
Shigeyuki Zero
Novel
Bronze
Daun-Daun yang Merayu Angin (Antologi Novelette)
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Cinta Seorang Politisi pada Pelacurnya
Aji Najiullah Thaib
Novel
Kuncup Berlian
Ais Aisih
Novel
Hi, My New (Bad) Day!
Catherine Stevani
Novel
Differensial Rindu
Lalimara
Rekomendasi
Flash
SETENGAH PRIA SETENGAH WANITA
DENI WIJAYA
Flash
MENUNGGU DI BANDARA EL-TARI
DENI WIJAYA
Flash
SRIGALA IBUKOTA
DENI WIJAYA
Novel
Bronze
PERANG SUDAH BERAKHIR
DENI WIJAYA
Novel
Bronze
DAUN JATI BERBISIK
DENI WIJAYA
Novel
Bronze
LONCENG KEMATIAN
DENI WIJAYA
Novel
TRIAD
DENI WIJAYA
Flash
CATATAN JURNALIS DARI KAMBOJA
DENI WIJAYA
Novel
Cinta Yang Dirindukan Surga
DENI WIJAYA
Novel
KUTITIPKAN RINDU INI
DENI WIJAYA
Novel
Bronze
BADAI PASTI BERLALU
DENI WIJAYA
Flash
TUAN HAJI MURAD
DENI WIJAYA
Cerpen
Surat Kecil Dari Kamboja
DENI WIJAYA
Novel
9 SKALA RICHTER
DENI WIJAYA
Cerpen
Cintaku Di Kampus Biru '97
DENI WIJAYA