Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Sembilan Ribu Bintang
6
Suka
10,370
Dibaca

Pukul dua dini Kardiovas bangun dari tidurnya dan segera memerika ponselnya, apakah anaknya ada menjawab pesan WA-nya yang dikirimkan sebelum dia tidur. Ternyata sama sekali tidak dibalas, meskipun sudah dibacanya.

Dari ibu booking bis di Pontianak diberitahu jika anaknya pulang naik bis mereka. Itulah sebabnya Kardiovas mengirim pesan WA agar anaknya memberitahu jika sudah sampai, agar dia bisa menjemputnya. Tetapi anaknya ini memang agak-agak konslet, dia nyaris tidak pernah menjawab pesan WA atau mengangkat telpon orangtuanya.

Karena pesan WA tidak dibalas, maka Kardiovas memutuskan untuk turun menjemput pada pukul 02.30 saja, karena kebiasaannya bis dari Pontianak datang pada pukul 3 subuh.

Kelainan anaknya ini disebabkan berbagai hal. Ketika Kardiovas merehap rumah mereka sewaktu anaknya ini masih SMP, dia terjatuh dari tingkat dua dan kepalanya menimpa meja di lantai bawah. Itu gara-gara dia tergelincir mengambil mainannya di sana.

Yang kedua, pada waktu tahun awal kuliahnya, dia terpengaruh kawan-kawannya mengkonsumsi minuman keras yang dioplos dengan Baygon dan lainnya. Selain itu juga dia terpapar paham bangsa Eropa yang sudah banyak tidak percaya lagi pada Tuhan.

Kardiovas sampai di terminal pukul 2.45’ dan duduk menunggu di sana. Sudah ada tiga buah bis yang sampai, tetapi bis yang dinaiki oleh anaknya belum kelihatan. Dia lalu duduk agak menjauh dari yang lainnya, karena ada 27 pengojek yang sedang duduk menunggu bis datang. Tetapi semuanya sedang menikmati rokok mereka dan tidak ada satupun yang memakai masker. Sementara Kardiovas tidak tahan dengan asap rokok, apa lagi subuh-subuh begini.

Selain itu, kelakuan mereka yang tidak mengenakan masker juga sesuatu yang sangat berbahaya di saat pandemi Covid-19 saat ini. Karena kita tidak tahu siapa yang OTG, sehingga rawan terinfeksi.

Para pengojek itu ramai bercerita dan bercengkerama sambil menunggu kedatangan sekitar dua puluh buah bis lagi. Salah seorang terdengar suaranya lebih dominan dan kebanyakan mereka yang lain menyimak dia.

“Memang Doel Sumbang itu pintar, lagu-lagunya laris manis di pasaran.” Terdengar salah satu ceritanya yang membuat para pengojek yang lain semakin memperhatikan dirinya.

“Dari mana kamu tahu dia pintar?” tanya salah satu dari mereka penasaran.

“Coba kamu dengar salah satu lagunya. Sembilan Ribu Bintang,” jawabnya menjelaskan sambil memberi contoh dari salah satu lagu Doel Sumbang. “Dia sudah tahu ada sembilan ribu bintang di langit, sementara NASA saja belum tahu.” Tambahnya lagi.

“Oooh,” seru yang lainnya kagum.

Sehingga membuat Kardiovas yang tanpa sengaja ikut mendengarnya tersenyum sendiri. Sungguh kasian bangsaku, jika taraf pemikirannya cuma segini. Padahal sejauh yang diketahui, di alam semesta ini ada lebih dari 2 triliun Galaksi. Sementara di dalam setiap Galaksi itu diperkirakan minimal terdapat 100 milyar bintang. Jadi ada sekitar 200 sekstiliun bintang, bukan sembilan ribu bintang.

Tidak lama kemudian bis yang ditunggu pun datang. Kardiovas menunggu para penumpangnya turun dari dalam bis selama beberapa menit. Orang terakhir yang turun adalah anaknya. Awalnya dia menolak Kardiovas, mungkin dikiranya tukang ojek. Tapi akhirnya dia terkejut sendiri melihat ayahnya menjemputnya.

Inilah yang ditakutkan oleh Kardiovas, karena anaknya tidak akan mau naik ojek. Dia sanggup berjalan kaki sejauh enam kilometer untuk pulang ke rumah. Kardiovas berharap otak konsletnya suatu saat sembuh.

 

***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Sembilan Ribu Bintang
Yovinus
Novel
Pengantin Dari Rahim Pelacur 1998
Rositi
Flash
PULANG
Ragiel JP
Novel
Steps
Emilia Nur maghfiroh
Komik
MOVE-ON
iswana suhendar
Novel
Gold
NY Over Heels
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Paruh Dalu
Fitri F. Layla
Novel
A Good Father
Lilian
Skrip Film
Okuni
Joshua Vincentius
Novel
Harmoni, Disharmoni
Susi Idris
Flash
Bronze
Pulang
A. R. Pratiwi
Cerpen
Bronze
Apakah Kampus Hanya Melahirkan Sarjana sebagai Sekrup Kapitalis?
Habel Rajavani
Novel
This Is Us Now
ALICIATALE
Novel
Taruhan
Nurul Fitria
Novel
Gold
Orang-Orang Bloomington
Noura Publishing
Rekomendasi
Flash
Sembilan Ribu Bintang
Yovinus
Flash
Bronze
Tukang Emas Jadi Developer
Yovinus
Flash
Selamat Ulang Tahun
Yovinus
Flash
Bronze
Melahirkan Di Motor Bandung
Yovinus
Flash
Tempat Cuci Piring
Yovinus
Cerpen
Asmara Terlarang
Yovinus
Novel
Orang Orang Di Atas Angin
Yovinus
Flash
Buah Langsat Gratis
Yovinus
Cerpen
Aduh, Aku lagi, Aku Terus
Yovinus
Cerpen
Mulut Mu Adalah Harimau Mu
Yovinus
Flash
Kalah Main Gaplek
Yovinus
Cerpen
Menahan Diri Dari Maksiat
Yovinus
Cerpen
Akhirnya Terjawab Sudah
Yovinus
Novel
Integritas Penyelenggara Pemilu
Yovinus
Cerpen
Tutik Sang Maha Benar
Yovinus