Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Sembilan Ribu Bintang
6
Suka
18,083
Dibaca

Pukul dua dini Kardiovas bangun dari tidurnya dan segera memerika ponselnya, apakah anaknya ada menjawab pesan WA-nya yang dikirimkan sebelum dia tidur. Ternyata sama sekali tidak dibalas, meskipun sudah dibacanya.

Dari ibu booking bis di Pontianak diberitahu jika anaknya pulang naik bis mereka. Itulah sebabnya Kardiovas mengirim pesan WA agar anaknya memberitahu jika sudah sampai, agar dia bisa menjemputnya. Tetapi anaknya ini memang agak-agak konslet, dia nyaris tidak pernah menjawab pesan WA atau mengangkat telpon orangtuanya.

Karena pesan WA tidak dibalas, maka Kardiovas memutuskan untuk turun menjemput pada pukul 02.30 saja, karena kebiasaannya bis dari Pontianak datang pada pukul 3 subuh.

Kelainan anaknya ini disebabkan berbagai hal. Ketika Kardiovas merehap rumah mereka sewaktu anaknya ini masih SMP, dia terjatuh dari tingkat dua dan kepalanya menimpa meja di lantai bawah. Itu gara-gara dia tergelincir mengambil mainannya di sana.

Yang kedua, pada waktu tahun awal kuliahnya, dia terpengaruh kawan-kawannya mengkonsumsi minuman keras yang dioplos dengan Baygon dan lainnya. Selain itu juga dia terpapar paham bangsa Eropa yang sudah banyak tidak percaya lagi pada Tuhan.

Kardiovas sampai di terminal pukul 2.45’ dan duduk menunggu di sana. Sudah ada tiga buah bis yang sampai, tetapi bis yang dinaiki oleh anaknya belum kelihatan. Dia lalu duduk agak menjauh dari yang lainnya, karena ada 27 pengojek yang sedang duduk menunggu bis datang. Tetapi semuanya sedang menikmati rokok mereka dan tidak ada satupun yang memakai masker. Sementara Kardiovas tidak tahan dengan asap rokok, apa lagi subuh-subuh begini.

Selain itu, kelakuan mereka yang tidak mengenakan masker juga sesuatu yang sangat berbahaya di saat pandemi Covid-19 saat ini. Karena kita tidak tahu siapa yang OTG, sehingga rawan terinfeksi.

Para pengojek itu ramai bercerita dan bercengkerama sambil menunggu kedatangan sekitar dua puluh buah bis lagi. Salah seorang terdengar suaranya lebih dominan dan kebanyakan mereka yang lain menyimak dia.

“Memang Doel Sumbang itu pintar, lagu-lagunya laris manis di pasaran.” Terdengar salah satu ceritanya yang membuat para pengojek yang lain semakin memperhatikan dirinya.

“Dari mana kamu tahu dia pintar?” tanya salah satu dari mereka penasaran.

“Coba kamu dengar salah satu lagunya. Sembilan Ribu Bintang,” jawabnya menjelaskan sambil memberi contoh dari salah satu lagu Doel Sumbang. “Dia sudah tahu ada sembilan ribu bintang di langit, sementara NASA saja belum tahu.” Tambahnya lagi.

“Oooh,” seru yang lainnya kagum.

Sehingga membuat Kardiovas yang tanpa sengaja ikut mendengarnya tersenyum sendiri. Sungguh kasian bangsaku, jika taraf pemikirannya cuma segini. Padahal sejauh yang diketahui, di alam semesta ini ada lebih dari 2 triliun Galaksi. Sementara di dalam setiap Galaksi itu diperkirakan minimal terdapat 100 milyar bintang. Jadi ada sekitar 200 sekstiliun bintang, bukan sembilan ribu bintang.

Tidak lama kemudian bis yang ditunggu pun datang. Kardiovas menunggu para penumpangnya turun dari dalam bis selama beberapa menit. Orang terakhir yang turun adalah anaknya. Awalnya dia menolak Kardiovas, mungkin dikiranya tukang ojek. Tapi akhirnya dia terkejut sendiri melihat ayahnya menjemputnya.

Inilah yang ditakutkan oleh Kardiovas, karena anaknya tidak akan mau naik ojek. Dia sanggup berjalan kaki sejauh enam kilometer untuk pulang ke rumah. Kardiovas berharap otak konsletnya suatu saat sembuh.

 

***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Aroma Ganti
Eci FE
Skrip Film
Senja di Teluk Bara (Script)
Nurbaya Pulhehe
Skrip Film
The power of emak²
Renny rosmaynidar
Flash
Sembilan Ribu Bintang
Yovinus
Flash
Lose 2
mafaz mira
Komik
Bronze
g punk
Jefrianto
Skrip Film
TIGA GARUDA
Ahmad Junaedi
Flash
Selisih
Sika Indry
Cerpen
Bronze
Sebelum Aku Jadi Orang Tua,Aku Harus Memaafkan Masa Kecilku
Mochammad Ikhsan Maulana
Komik
Bronze
Since The Day
Ndelooknow Studio
Skrip Film
Roti Lapis: The Story of Mbak-Mbak SCBD
layarkata
Novel
Kisah Ku Menguras Air Mata
Nathania gea
Skrip Film
Miss. KP
Baldah Hidayatillah
Skrip Film
A Million Dreams
Sastra Bisu
Novel
Buku Panduan Mati Sengsara (Kumpulan Cerpen)
Rizal Nurhadiansyah
Rekomendasi
Flash
Sembilan Ribu Bintang
Yovinus
Novel
Satu Hati Dua Cinta
Yovinus
Cerpen
Mangga di Balik Pagar
Yovinus
Cerpen
Bronze
Mulut Mu Adalah Harimau Mu
Yovinus
Cerpen
Kokoliko, Indonesia-Australia: Demi Hidup Yang Lebih Baik
Yovinus
Novel
Bronze
Peti Mati Suruhan
Yovinus
Cerpen
Petasan Yang Kontroversial
Yovinus
Cerpen
Klitsco vs Ras Terkuat
Yovinus
Cerpen
Tutik Sang Maha Benar
Yovinus
Cerpen
Pak Khairul Yang Kharismatik dan Para Ayamnya Yang Usil
Yovinus
Cerpen
Prahara Keluarga Karena Ipar Menikah
Yovinus
Flash
Tempat Cuci Piring
Yovinus
Cerpen
Pilkada Tanpa Pilihan
Yovinus
Cerpen
Asmara Terlarang Bu Guru
Yovinus
Cerpen
Aduh, Aku lagi, Aku Terus
Yovinus