Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Misteri
Buku Harian Nana
10
Suka
9,584
Dibaca

Sudah tiga hari semenjak Nana menghilang. Dan selama itu, hidupku terasa begitu hampa. Sudah kulakukan semua yang kubisa untuk menemukan istri tercintaku itu. Aku sudah melapor ke polisi, membuat pengumuman di media sosial dan beberapa portal berita. Namun, hingga detik ini, tetap saja belum membuahkan hasil.

Pagi ini aku melamun lagi, memikirkan tentang Nana. Tidak ada hal ganjal darinya selama tiga bulan kami bersama, semuanya tampak biasa saja. Setiap pagi, dia selalu membangunkanku dengan wajah cerianya. Lalu di setiap malam, dia selalu menulis sesuatu di buku hariannya. Tunggu, buku harian. Mungkin ada sesuatu di sana.

Aku mengambil buku kecil itu, lalu membaca-baca isinya. Tidak ada yang aneh, hanya cerita tentang keseharian Nana yang biasa, setidaknya sebelum kutemukan halaman yang disobek. Halaman terakhir setelah tulisan bertanggal tiga April; sehari sebelum dia menghilang.

Kubaca lagi tulisan itu, begini isinya:

Sabtu, 03 April. Hari ini cerah. Cahaya matahari yang masuk dari ventilasi atas pintu depan membuat bentuk yang lucu lagi di atas meja. Dari ketujuhnya, aku paling suka yang nomor tiga. Ada serangga malang yang bersembunyi. Kasihan, ya.

Awalnya aku tak mengerti maksudnya. Namun setelah membacanya berkali-kali, kutemukan beberapa rangkaian kata yang bisa jadi mempunyai arti khusus. Yang pertama adalah “bentuk yang lucu”. Ventilasi rumahku memang bentuknya lucu menurut Nana; seperti peluru, namun dua sisi bagian tengah berlekuk cekung.

Saat cahaya matahari memasuki rumah, aku menuju ruang depan. Tampak di atas meja bentukan cahaya dari ventilasi, dan setelah kuhitung, ada tujuh jumlahnya. Aku mengingat rangkaian kata berikutnya; “suka yang nomor tiga”. Asumsiku, itu berhubungan dengan kalimat setelahnya. Sigap aku mengecek sekitar meja, dan menemukan secarik kertas yang ditempel dengan selotip di bagian bawahnya. Ini dia!

Ada gambar kupu-kupu di situ, dan setelah lipatannya kubuka, inilah yang tertulis: Aku pergi mengejar kupu-kupu, menuju tempat yang pasti kamu tahu. Aku menunggumu. Kupu-kupu? Tempat yang kutahu? Dan lagi, Nana menungguku! Aku terduduk di sofa, menyandarkan badan yang lemas karena terlalu senang. Aku sangat tahu tempatnya, dan dua puluh menit setelahnya, aku sudah berada di sana.

Rumah kayu kecil—peninggalan orang tua Nana—berdiri di depanku. Terletak tak begitu jauh di dalam hutan, sekitaran rumah itu dipenuhi bunga, juga kupu-kupu yang beterbangan. Aku melangkah masuk.

“Nana!” panggilku sambil berlari kemudian memeluknya.

Dia bergeming.

Kulepas pelukan lalu memegang bahunya. “Syukurlah, kamu baik-baik aja.”

“Kenapa lama sekali?” balasnya lirih sebelum memelukku.

Namun dia bukan Nana, aku yakin. Nana tidak punya tahi lalat di punggungnya! Buru-buru aku melepas pelukan.

“Di mana Nana?!”

“Sayang.” Suaranya semakin lirih, kini dengan isakan. “Sadarlah.”

Tanpa mengacuhkan dia, kucengkeram bahunya kuat-kuat. “Cepat katakan, di mana Nana?”

Perlahan isakannya berubah jadi tangisan. “Ikut aku.”

Dia menuntunku ke halaman belakang. Di sana, terlihatlah sebuah makam bertuliskan: Nana Chyntia. Berlututlah aku saat itu juga, tak dapat menahan tangis. Kuingat sekarang. Seminggu sebelum kami menikah, Nana meninggal dunia karena penyakitnya.

“Biarkan dia tenang di sana, sayang,” ucap si gadis yang kini memelukku.

Gadis itu Nina, adik kembar Nana yang jadi istriku sejak tiga bulan lalu. Namun selama ini, tanpa sadar aku selalu menganggapnya sebagai Nana; satu-satunya gadis yang sangat aku cintai.[]

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (10)
Rekomendasi dari Misteri
Flash
Buku Harian Nana
Adnan Fadhil
Novel
JOANA
Gita Sri Margiani
Cerpen
Bronze
Sepucuk Surat dari Masa Lalu
Fahri Nurul A'la
Cerpen
Bronze
Percakapan Orang Mati
Arba Sono
Novel
Diary Kelabu Dokter Muda
Jiebon Swadjiwa
Skrip Film
TOXIC
Cloverbean
Flash
Mengundang Tawa
Rifatia
Flash
PESTA TERAKHIR
Veninda Oktaviana
Novel
Gold
Hollowpox: Nevermoor #3
Noura Publishing
Skrip Film
Senja Berkabut Merah
zainal nuzuli
Flash
Bronze
Ada Apa dengan Rasa
Farida Zulkaidah Pane
Flash
Bronze
Suicide
Onet Adithia Rizlan
Flash
Getaran Itu
arke milieu
Flash
11/12 Class
Ariq Ramadhan Nugraha
Cerpen
Bronze
MUTASI DARI KAMAR BEDAH
Drs. Eriyadi Budiman (sesuai KTP)
Rekomendasi
Flash
Buku Harian Nana
Adnan Fadhil
Cerpen
Bronze
Cermin Pengulang Takdir
Adnan Fadhil
Cerpen
Pelarian Seorang Gadis
Adnan Fadhil
Flash
Boo si Boneka Kelinci
Adnan Fadhil
Cerpen
Rahasia Kotak Perhiasan
Adnan Fadhil
Flash
Santap Malam Terakhir
Adnan Fadhil
Cerpen
Bronze
KKSF #7 Dalam Keputusasaan
Adnan Fadhil
Flash
Sungguh
Adnan Fadhil
Flash
KKSF #9 Lagu Terakhirmu
Adnan Fadhil
Cerpen
Bronze
Mahakarya Terakhir
Adnan Fadhil
Cerpen
Bronze
Desir Angin, Gemuruh, Langkah Kaki
Adnan Fadhil
Flash
Berdansa Dengan Hantu
Adnan Fadhil
Cerpen
Bronze
KKSF #6 Teror Sang Malam
Adnan Fadhil
Novel
Memori Berdarah
Adnan Fadhil
Flash
Kemah dan Air Mata
Adnan Fadhil